Penjaskes
hallo..hallo semua
setelah beberapa kali aku psoting tentang kegilaan dan ke ababilan aku
nihh cap cuss we back to modull dan rangkuman tugas tugas nihh
lah sumonggo di baca :)
MODUL II
ATLETIK
1. Lari sambung atau lari estafet
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu nomor lari pada perlombaan atletikyang dilaksanakan secara bergantian. Nomor lari yang sering diperlombakan adalah nomor lari 4 X 100 m dan nomor 4 X 400 meter.
Dalam lari sambung ada beberapa teknik dalam pemberian tongkat yaitu 4 X 400 m dengan melihat (visual) dan 4 X 100 m tanpa melihat (non visual).
Cara penempatan pelari dalam lari sambung atau estafet adalah sebagai berikut
- Pelari ke- 1 ditempatkan di daerah start pertama dengan lintasan di tikungan
- Pelari ke- 2 ditempatkan di daerah start kedua dengan lintasan lurus
- Pelari ke- 3 ditempatkan di daerah start ketiga dengan lintasan di tikungan
- Pelari ke- 4 ditempatkan di daerah start keempat dengan lintasan lurus dan berakhir di garis finish
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam peraturan lari sambung atau leri estafet adalah
- Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, dengan lebar 1, 20 meterdan bagi pelari estafet ditambah 10 meter pra zona.
- tongkat estafet harus berongga dengan panjang 28 – 30 cm, diameter 38 mmdan beratnya 50 gram.
- Dalam lari estafet pelari pertama berlari pada lintasannya masing-masing sampai tikungan pertama, kemudian boleh masuk ke lintasan dalam, pelari ketigadan keempat menunggu di daerah pergantian secara berurutan sesuai dengan kedatangan pelari selanjutnya.
-
Hal-hal yang menyebabkan pelari estafet di diskualifikasi yaitu:
a. Start mendahului aba-aba sampai 2 kali.
b. Selama lari mengganggu pelarilain.
c. Masuk ke lintsan lain hingga mendapat keuntungan.
d. Tidak masuk finish.
e. Pergantian tongkat melewati daerah wissel.
f. Tongkat jatuhdiambil orang lain.
g. Penerima sudah lewat batas wissel, kembali untuk mengambil tongkat yang terjatuh.
h. Masuk finish tanpa tongkat.
LEMPAR LEMBING
Lempar lembing termasuk salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik, prestasi yang diukur adalah hasil lemparan sejauh mungkin. Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh atlet lempar lembing yaitu : cara memegang lembing, cara membawa lembing, lempar lembing tanpa awalan, dan lempar lembing dengan awalan. Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra beratnya 800 gram dengan panjang 2,70 m, sedangkan Putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.
Teknik dalam lempar lembing. yang pertama, yaitu:
Cara Memegang
1. Cara Finlandia
Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar
2. Cara Amerika
Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
3. cara menjepit
Caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.
Peraturan lomba lempar lembing
a. Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing
Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram
b. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
c. Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah
d. Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung lemparan
Cara membawa lembing
Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing
1. Membawa lembing diatas pundak
Lembing dipegang di atas pundak di samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.
2. Membawa lembing Di bawah
Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hamper dekat dengan tanah.
3. Membawa lembing di depan dada
Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas melewati pundak sebelah kanan.
Awalan
Dalam lempar lembing ada dua macam awalan yang sering digunakan, yaitu : awalan silang (cross-step) dan awalan jangkit (hop-step). Lempar lembing yang mempergunakan awalan silang (sross-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya silang, sedangkan lempar lembing yang mempergunakan awalan jingkat (hop-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya jingkat (Adisasmita, 1986).
Gerakan Melempar
Saat kaki kiri mendarat, kaki kanan ditekuk hingga badan benar-benar jauh condong ke belakang dan badan sebagian besar pada kaki kanan. Pada saat ini lengan yang membawa lembing sudah dalam sikap lurus serong ke bawah, mata lembing dan pandangan terarah kesudut lemparan dan tangan kiri tetap rileks. Saat inilah terjadi sikap melempar yang sebenarnya. Setelah lembing ditarik melaui pundak/bahu mendekat telinga, seluruh badan ditinggikan dan dengan secepat-cepatnya melecutkan lembing. Bersamaan dengan itu lepasnya lembing dengan hentakan pergelangan tangan sebagai sumber kekeuatan terakhir (Adisasmita, 1986)
Sikap Badan Setelah Melempar
Dengan lepasnya lembing dari pergelangan tangan secara otomatis keseimbangan atau yang lebih dikenal dengan titik berat badan akan menjadi labil dan hilang. Hal ini disebabkan kekuatan yang yang dikeluarkan untuk melempar dimulai dari kaki sampai kepergelangan tangan yang diawali kecepatan lari . sehingga secara ototomatis kaki yang menjadi tumpuan untuk titik berat badan tidak bias menahan badan yang terdorong ke depan untuk itu, agar keseimbangan dapat terjaga dan dikembalikan secara baik, maka pada saat tubuh condong kedepan, tangan yang melempar lembing turun dari hasil pecutan yang dilakukan.
Persyaratan Suatu Lemparan Yang Syah
Ø Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
Ø Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.
Ø Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.
Ø Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
Ø Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.
Ø Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.
Peralatan lembing
Ø Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan (3) tali pegangan
Ø Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing
Ø Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
Ø Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.
Jalur Lari Awalan
Ø Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
Ø Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
Garis Lengkung Lemparan
Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
sektor Lemparan
Semua lemparan (lembing) yang di anggap syah harus jatuh di dalam sektor lemparan, suatu daerah yang dibatasi oleh garis 5 cm di sebelah kanan dan kiri garis lempar. Garis 5 cm ini di buat di tanah dari titik A yaitu titik dari busur atau garis lempar, garis itu ditarik melalui titik Bdan C pada titik mana busur atau garis lempar itu berpotongan dengan garis 5cm untuk membentuk sektor lemparan. Sektor lemparan ini boleh atau dapat di beri tanda jarak : 30 cm, 50 cm, 70 cm, dst.
LOMPAT JANGKIT
Lompat jangkit sering juga dkatakan dengan lompat jingka atau lompat tiga (triple jump). Lompat jangkit adlah suatu lompatan yang terdiri atas jingkat (hop), langkah (step), dan lompat (jump) yang dilakukan secara urut dan terpadu. Rangkaian gerak secara lengkap adalah awalan, jingkat, melangkah dan melompat seperti lompat jauh.
v Teknik lompat jangkit
Unsur – unsur pokok lompat jangkit sama dengan lompat jauh. Perbedaannya adalah sebelum melakukan tolakan untuk melompat didahului dengan melakukan tolakan untuk berjingkat dan melangkah.
ü Awalan/ancang-ancang (approach run)
Cara melakukan awalan dalam lompat jangkit sama seperti pada lompat jauh, baik mengenai kecepatan maupun jaraknya. Cara melakukan awalan lompat jangkit sebagai berikut:
1. Ancang-ancang bervariasi antara 10 langkah (pemula) dan 20 langkah (atlit top)
2. Kecepatan lari semakin dipercepat sampai saat bertolak.
ü Tolakan (take off)
Tumpuan pada balok tumpuan harus sedemikian rupa sehingga kecepatan tidak banyak berkurang. Fase tolakan lompat dibagi tiga tahapan yaitu (1) tolakan waktu berjingkat, (2) tolakan waktu melangkah, (3) tolakan pada waktu melompat.
· Tolakan pada waktu berjingkat
- Kaki penolak harus mendarat dengan aktif dan siap menendang, ayunkan paha kaki bebas
- Bertolak ke depan dan ke atas
- Untuk jingkat yang panjang dan datar, tariklah kaki penolak ke depan atas dan kaki bebas ke bawah dan ke belakang.
· Tolakan pada waktu melangkah
- Bertolak dengan cepat, luruskan mata kaki, sendi lutut dan pinggang, ayunkan paha kaki bebas ke posisi hortizontal
- Pada waktu gerak langkah posisi bertolak dipertahankan untuk mempersiapkan gerak lompat luruskan kaki bebas ke depan dan ke bawah.
· Tolakan pada waktu melompat
- Bertolak dengan cepat, ayunkan paha kaki bebas ke posisi horizontal
- Untuk lompat yang jauh tahap melayang melibatkan teknik menggantung atau teknik melangkah
- Tarik tubuh ke depan bawah untuk mendarat, bawa lengan ke depan.
ü Sikap mendarat (landing)
Sikap mendarat pada lompat lompat jangkit sama seperti pada lompat jauh.
v Kesalahan-kesalahan dalam lompat jangkit
ü Awalan kurang cepat
ü Panjang langkah kurang teratur
ü Awalan yang dpercepat pada saat akan menumpu pada balok tumpuan
ü Jarak walan terlalu pendek
ü Tolakan yang membentuk sudut terlalu besar sehingga lompatan melambung tinggi
ü Lompatan kedua hanya pendek saja tidak kelihatan adanya saat melayang.
@putri_kus (◕‿◕✿)
30 oktober 2013
0 comments